Diagnosis Kanker Laring untuk Menentukan Stadium Lanjutan – Kanker laring adalah pertumbuhan sel abnormal secara rtp slot tidak terkendali di laring atau kotak suara yang merusak jaringan normal di sekitarnya. Kanker laring umumnya ditandai dengan suara serak, sulit atau nyeri saat menelan, dan batuk yang terus-menerus. Laring adalah bagian dari sistem pernapasan. Organ ini menghubungkan trakea (saluran udara) dan tenggorokan. Selain berperan penting dalam menghasilkan suara, laring juga berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Tingkat kesembuhan kanker laring berbeda pada tiap orang. Hal ini tergantung pada lokasi dan keparahan kanker. Makin cepat kanker laring terdeteksi dan tertangani, makin besar pula peluang pasien untuk sembuh.
Stadium Kanker Laring
Penentuan stadium kanker laring merupakan bagian dari diagnosis. Ahli medis akan mencari tahu seberapa parah penyakit yang terjadi, seperti seberapa jauh tumor tumbuh dan seberapa parah menyerang dalam tubuh. Kanker laring terkadang dapat menyerang tiroid, kerongkongan, lidah, paru-paru, hati, hingga tulang. Penentuan stadium kanker laring meliputi:
- Kanker laring dini: Pada stadium 0, 1 dan 2, tumor yang tumbuh masih kecil. Kanker belum menyebar di luar laring.
- Kanker laring stadium lanjut: Pada stadium 3 dan 4, tumor telah tumbuh lebih besar. Gangguan ini dapat mempengaruhi pita suara atau menyerang kelenjar getah bening atau area tubuh lainnya.
Diagnosis Kanker Laring
Untuk mendiagnosis kanker laring, dokter akan terlebih dahulu spaceman menanyakan gejala, keluhan, dan riwayat penyakit pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk melihat bagian luar dan dalam tenggorokan untuk mendeteksi benjolan. Usai sesi tanya jawab dan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang guna memastikan diagnosis. Pemeriksaan penunjang tersebut antara lain:
- Endoskopi
Endoskopi bertujuan untuk melihat kondisi tenggorokan dan kotak suara. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan selang kecil berkamera (endoskop) melalui lubang hidung (nasoendoskopi) atau melalui mulut (laringoskopi).
- Biopsi
Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan yang dicurigai sebagai kanker untuk kemudian diperiksa menggunakan mikroskop. Sampel jaringan dapat diambil dari kotak suara melalui endoskopi atau dari benjolan di leher melalui tindakan aspirasi.
- Pemindaian
Pemindaian untuk mendiagnosis kanker laring dapat dilakukan dengan USG, CT scan, PET scan, atau MRI. Selain bertujuan untuk mengetahui ukuran kanker, pemindaian juga berfungsi untuk mendeteksi penyebaran kanker ke kelenjar getah bening atau organ lain.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Laring
Penyebab kanker laring adalah perubahan atau mutasi DNA pada sel-sel yang sehat di kotak suara. Perubahan ini mengakibatkan sel-sel tersebut tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali. Belum diketahui mengapa slot server thailand mutasi pada sel-sel laring terjadi. Namun, kondisi tersebut diduga terkait dengan beberapa faktor berikut:
- Memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
- Memiliki keluarga yang pernah menderita kanker tenggorokan
- Menderita kelainan genetik tertentu, seperti anemia Fanconi
- Memiliki pola makan yang terlalu banyak daging, serta kurang buah dan sayur
- Terpapar debu asbes dalam jangka panjang atau asbestosis
- Menderita infeksi human papillomavirus (HPV)
Gejala Kanker Laring
Gejala kanker laring umumnya mudah terdeteksi dibandingkan jenis kanker lain. Keluhan yang muncul bisa berupa:
- Suara serak
- Sakit tenggorokan
- Disfagia atau sulit menelan
- Nyeri saat menelan
- Sakit telinga
- Berat badan turun drastis tanpa direncanakan
- Batuk terus-menerus, bahkan disertai dengan batuk berdarah
- Muncul benjolan atau bengkak di leher
- Sesak napas
Komplikasi Kanker Laring
Kanker laring dapat menyebabkan beberapa komplikasi jika pengobatan segera tidak dilakukan. Masalah ini dapat terjadi baik yang disebabkan langsung oleh kanker laring maupun oleh tindakan selama pengobatan situs spaceman kanker laring. Berikut beberapa komplikasinya:
- Disfagia;
- Kehilangan suara;
- Gangguan pada fungsi lidah dalam mengecap rasa;
- Penurunan fungsi sistem imun;
- Mulut kering;
- Kelelahan;
- Sesak napas;
- Mengalami kesulitan menelan;
- Perubahan pada kulit;
- Peradangan mukosa tenggorokan atau lapisan dalam tenggorokan;
- Mual dan muntah; dan
- Malnutrisi.